Kosmologi Shalat (1)


Di dalam Alquran dijelaskan bahwa yang melaksanakan shalat bukan hanya manusia, melainkan semua makhluk, termasuk benda mati.

Secara etimologi shalat berasal dari akar kata shala-yushla, kemudian membentuk kata shalla berarti doa, zikir, dan ketaatan (al-du’a, al-dzikr, wa  al-itha’ah).

Secara terminologi biasa diartikan dengan perbuatan tertentu beserta syarat-syarat tertentu dilakukan dalam waktu tertentu yang unsurnya terdiri atas berdiri, rukuk, duduk, sujud, tasbih, dan tahlil yang dimaksudkan sebagai salah satu bentuk ibadah khusus (mahdhah) kepada Tuhan Yang Mahakuasa.

Dalam tradisi ilmu hakikat shalat merupakan suatu hakikat idhafiyah(sandaran) antara “da’i” dan “mad’u” atau antara hamba dan Tuhan.

Para ahli hakikat memaknai shalat itu sebagai rangkaian secara fungsional dari berbagai derivasi yang muncul dari kata shalat, yaitu wushlah (sambungan), shila (hubungan), washl (tersambung), wishal (ketersambungan), shaulah (sambungan), dan shalaa  (ketersambngan).

Shalat berfungsi sebagai wushlah karena menyambung antara dua bagian menjadi satu yang sebelumnya berpisah. Shalat berfungsi sebagaishilah karena sebagai media penyampaian sebuah pemberian yang dimohon oleh sang pemohon.

Shalat berfungsi sebagai shaulah karena menjadi sarana penghubung antara Sang Mahakuasa dengan sang makhluk yang lemah.

Shalat juga berfungsi sebagai salwu karena menyungkurkan diri sang penyembah kepada Tuhannya yang disembah. Sedangkan, du’au ialah permohonan untuk sampaikan apa yang dimintanya dari tempat berdoa itu.

Menurut Dawud al-Qaishari dalam Syarah Fushush al-Hikam, kata shalawat yang disandarkan kepada Allah SWT untuk hamba-Nya berarti rahmat, shalawat dari malaikat kepada manusia bermakna istighfar, dan shalawat dari manusia kepada Tuhannya berarti doa.

Allah SWT bershalawat kepada hamba-Nya dalam arti memberi rahmat, sebagaimana dicontohkan di dalam Alquran, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS al-Ahzab [33]: 56).

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
http://www.republika.co.id