Manusia diberi berbagai keistimewaan oleh Sang Pencipta, Allah SWT, seperti
satu-satunya makhluk yang diciptakan langsung oleh kedua tangan Tuhan (khalaqtu
bi yadayya) (QS Shad [38]: 75), makhluk-makhluk lain termasuk malaikat hanya
diciptakan dengan satu tangan Tuhan (khalaqtu bi yadi).
Hanya kepada manusia berlaku konsep taskhir, yaitu penundukan segenap alam semesta kepadanya (wa sakhkhara lakum ma fis samawati wa ma fil ardli jami’an) (QS at-Jatsiyah [45]: 13).
Alquran menegaskan manusia makhluk paling sempurna di antara seluruh makhluk (laqad khalaqnal insan fi ahsani taqwim (QS at-Tin [95]: 4).
Hanya kepada manusia berlaku konsep taskhir, yaitu penundukan segenap alam semesta kepadanya (wa sakhkhara lakum ma fis samawati wa ma fil ardli jami’an) (QS at-Jatsiyah [45]: 13).
Alquran menegaskan manusia makhluk paling sempurna di antara seluruh makhluk (laqad khalaqnal insan fi ahsani taqwim (QS at-Tin [95]: 4).
Namun demikian,
keutamaan-keutamaan itu hendaknya tidak membuat manusia lupa diri dan
semena-mena tanpa batas mengeksploitasi alam semesta di luar ambang batas daya
dukungnya karena alam semesta paling taat dan paling ikhlas di dalam mendirikan
shalat.
Makhluk makrokosmos tidak pernah mengusik pengabdian kepada Tuhannya dengan membanggakan diri (istikbar), dengan mengunggulkan asal usul kejadiannya, sebagaimana dilakukan iblis.
Makhluk makrokosmos tidak pernah mengusik pengabdian kepada Tuhannya dengan membanggakan diri (istikbar), dengan mengunggulkan asal usul kejadiannya, sebagaimana dilakukan iblis.
“Hai iblis, apakah yang
menghalangimu sujud kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tangan-Ku? Apakah
kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang
(lebih) tinggi?” (QS Shad [38]:74).
Makhluk makrokosmos juga tidak pernah mengangkat diri tinggi-tinggi (‘alin), dengan mengunggulkan prestasi spiritualnya, sebagaimana dilakukan Malaikat. “(Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku ingin menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’
Mereka berkata, ‘Apakah Engkau akan menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan di dalamnya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan menyucikan-Mu?’ Tuhan berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS al-Baqarah [2]: 30).
Makhluk makrokosmos juga tidak pernah mengangkat diri tinggi-tinggi (‘alin), dengan mengunggulkan prestasi spiritualnya, sebagaimana dilakukan Malaikat. “(Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku ingin menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’
Mereka berkata, ‘Apakah Engkau akan menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan di dalamnya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan menyucikan-Mu?’ Tuhan berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS al-Baqarah [2]: 30).
Oleh: Prof Dr Nasaruddin
Umar
http://www.republika.co.id
http://www.republika.co.id