Perbanyaklah sujud (dengan shalat) namun jagalah wajahmu
supaya tetap tampak TAMPAN dan HINDARKAN munculnya tanda hitam di dahi atau
jidatmu karena dikhawatirkan timbul Riya'....
Abdullah bin Umar bin Khattab RA. salah seorang shahabat terkemuka membenci adanya bekas hitam di dahi seorang muslim.
Abdullah bin Umar bin Khattab RA. salah seorang shahabat terkemuka membenci adanya bekas hitam di dahi seorang muslim.
عَنْ سَالِمٍ أَبِى النَّضْرِ
قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى ابْنِ عُمَرَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ قَالَ : مَنْ أَنْتَ؟
قَالَ : أَنَا حَاضِنُكَ فُلاَنٌ. وَرَأَى بَيْنَ عَيْنَيْهِ سَجْدَةً سَوْدَاءَ فَقَالَ
: مَا هَذَا الأَثَرُ بَيْنَ عَيْنَيْكَ؟ فَقَدْ صَحِبْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَهَلْ تَرَى
هَا هُنَا مِنْ شَىْءٍ؟
Dari Salim Abu Nadhr, ada seorang yang datang menemui Ibnu
Umar. Setelah orang tersebut mengucapkan salam, Ibnu Umar bertanya kepadanya,
“Siapakah anda?”. “Aku adalah anak asuhmu”, jawab orang tersebut. Ibnu Umar
melihat ada bekas sujud yang berwarna hitam di antara kedua matanya. Beliau
berkata kepadanya, “Bekas apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku
telah lama bershahabat dengan Rasulullah, Abu Bakr, Umar dan Utsman. Apakah kau
lihat ada bekas tersebut pada dahiku?” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro
no 3698)
عَنِ ابْنِ عُمَرَ : أَنَّهُ
رَأَى أَثَرًا فَقَالَ : يَا عَبْدَ اللَّهِ إِنَّ صُورَةَ الرَّجُلِ وَجْهُهُ ، فَلاَ
تَشِنْ صُورَتَكَ.
Dari Ibnu Umar, beliau melihat ada seorang yang pada
dahinya terdapat bekas sujud. Ibnu Umar berkata, “Wahai hamba Allah,
sesungguhnya penampilan seseorang itu terletak pada wajahnya. Janganlah kau
jelekkan penampilanmu!”(Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3699).
عَنْ أَبِى عَوْنٍ قَالَ
: رَأَى أَبُو الدَّرْدَاءِ امْرَأَةً بِوَجْهِهَا أَثَرٌ مِثْلُ ثَفِنَةِ الْعَنْزِ
، فَقَالَ : لَوْ لَمْ يَكُنْ هَذَا بِوَجْهِكِ كَانَ خَيْرًا لَكِ.
Dari Abi Aun, Abu Darda’ melihat seorang perempuan yang
pada wajahnya terdapat ‘kapal’ semisal ‘kapal’ yang ada pada seekor kambing.
Beliau lantas berkata, ‘Seandainya bekas itu tidak ada pada dirimu tentu lebih
baik” (Riwayat Bahaqi dalam Sunan Kubro no 3700).
عَنْ حُمَيْدٍ هُوَ ابْنُ
عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ : كُنَّا عِنْدَ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ إِذْ جَاءَهُ الزُّبَيْرُ
بْنُ سُهَيْلِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ فَقَالَ : قَدْ أَفْسَدَ وَجْهَهُ
، وَاللَّهِ مَا هِىَ سِيمَاءُ ، وَاللَّهِ لَقَدْ صَلَّيْتُ عَلَى وَجْهِى مُذْ كَذَا
وَكَذَا ، مَا أَثَّرَ السُّجُودُ فِى وَجْهِى شَيْئًا.
Dari Humaid bin Abdirrahman, aku berada di dekat as Saib
bin Yazid ketika seorang yang bernama az Zubair bin Suhail bin Abdirrahman bin
Auf datang. Melihat kedatangannya, as Saib berkata, “Sungguh dia telah merusak
wajahnya. Demi Allah bekas di dahi itu bukanlah bekas sujud. Demi Allah aku
telah shalat dengan menggunakan wajahku ini selama sekian waktu lamanya namun
sujud tidaklah memberi bekas sedikitpun pada wajahku” (Riwayat Baihaqi
dalam Sunan Kubro no 3701).
عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ قُلْتُ
لِمُجَاهِدٍ (سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ) أَهُوَ أَثَرُ السُّجُودِ
فِى وَجْهِ الإِنْسَانِ؟ فَقَالَ : لاَ إِنَّ أَحَدَهُمْ يَكُونُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ
مِثْلُ رُكْبَةِ الْعَنْزِ وَهُوَ كَمَا شَاءَ اللَّهُ يَعْنِى مِنَ الشَّرِّ وَلَكِنَّهُ
الْخُشُوعُ.
Dari Manshur, Aku bertanya kepada Mujahid tentang maksud
dari firman Allah, ‘tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari ATSARIS
SUJUUD (bekas sujud)’ apakah yang dimaksudkan adalah bekas di wajah? Jawaban
beliau, “Bukan, bahkan ada orang yang ‘kapalen’ yang ada di antara kedua
matanya itu bagaikan ‘kapalen’ yang ada pada lutut onta namun dia adalah orang
bejat. Tanda yang dimaksudkan adalah kekhusyu’an” (Riwayat Baihaqi dalam
Sunan Kubro no 3702).
Bahkan dalam kitab Hasiyah as-Showi,
وليس المراد به ما بصنعه
بعض الجهلة المرائين من العلامة في الجبهة فانه من فعل الخوارج وفي الحديث اني لابغض
الرجل واكرهه اذا رايت بين عينيه اثر السجود
“Bukanlah yang dimaksudkan oleh ayat adalah sebagaimana
perbuatan orang-orang bodoh dan TUKANG RIYA’ yaitu tanda hitam yang ada di dahi
karena hal itu adalah ciri khas khawarij (baca: ahli bid’ah)” dalam sebuah
hadits disebutkan sungguh saya benci seseorang yang saya lihat diantara kedua
matanya terdapat bekas sujud (Hasyiah ash Shawi 4/134, Dar al Fikr).
Semoga kita selalu dapat menjagai diri kita dari tanda
Riya', Aamiin...
Dikuti dari blog: http://satoetoedjoehdelapan.blogspot.com